Moderasi Beragama dan Anti-Kekerasan Seksual Menggema di UIN Jurai Siwo Lampung: Dua Agenda Besar Resmi Dibuka Rektor

Metro — Suasana Gedung Akademik Center (GAC) UIN Jurai Siwo Lampung pada Kamis pagi, 11 Desember 2025, dipenuhi antusiasme sivitas akademika. Dua agenda besar yang digelar LPPM dan PSGA—yakni “Transformasi Moderasi Beragama Menuju Kehidupan Keagamaan yang Toleran dan Berkeadaban” dan “Penyuluhan Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Seksual di Lingkungan UIN Jurai Siwo Lampung”—resmi dibuka sebagai bentuk komitmen kampus dalam menciptakan lingkungan yang aman, toleran, dan berkeadaban.

Acara dipandu oleh MC Ganesyswhara dan Desvo Reginda Azizah, yang membuka kegiatan dengan suasana penuh semangat. Rangkaian dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Hafidzatul Khoiriyah, dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh dirigen Anna Nurkalbu, menambah kekhidmatan jalannya acara.

Ketua LPPM: Moderasi Beragama dan Kesadaran Anti-Kekerasan Seksual adalah Urgensi Kampus

Dalam sambutannya, Ketua LPPM UIN Jurai Siwo Lampung, Dr. Nurkholis, M.Pd., menegaskan bahwa Indonesia adalah negara dengan masyarakat yang sangat beraneka ragam, sehingga moderasi beragama menjadi sebuah keniscayaan bagi setiap warganya.

“Kampus kita adalah ruang yang beragam, di mana berbagai latar belakang berkumpul. Moderasi beragama bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan agar kita tetap hidup berdampingan secara harmonis,” ujarnya.

Dr. Nurkholis juga menyoroti pentingnya pemahaman mengenai batasan dan pencegahan kekerasan seksual.

“Wanita itu istimewa dan harus dilindungi. Karena itu seluruh civitas kampus perlu memahami apa saja bentuk kekerasan seksual dan bagaimana mencegahnya,” tambahnya.

Rektor Resmi Membuka Acara: Jaga Keberagaman, Jaga Martabat

Acara kemudian dibuka secara resmi oleh Rektor UIN Jurai Siwo Lampung, Prof. Dr. Ida Umami, M.Pd., Kons. Dalam sambutannya, beliau kembali menekankan urgensi budaya kampus yang moderat.

“Moderasi beragama adalah napas yang harus terus dijaga di UIN Jurai Siwo Lampung. Kehidupan kampus harus dibangun dengan nilai toleransi, penghormatan, dan keadaban,” jelasnya.

Prof. Ida juga menyinggung pentingnya pencegahan kekerasan seksual dengan menjaga etika diri, termasuk dalam hal pakaian.

“Sebagai ikhtiar menjaga diri, gunakanlah pakaian yang pantas dan tidak ketat. Pencegahan adalah tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.

Doa & Foto Bersama Menutup Sesi Pembukaan

Sesi pembukaan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Wahyu Abdul Jafar, M.H.I., disusul sesi foto bersama seluruh tamu, narasumber, panitia, dan peserta.

Kegiatan kemudian berlanjut ke materi inti dengan menghadirkan narasumber dari LPPM, PSGA, lembaga pemerintah, psikolog, serta para pakar moderasi beragama.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
On Key

Related Posts